Oleh : Sugiaman Gonassis
Tulisan ini ditulis oleh Suheng saya Sugiaman Gonasis. Saya merasa sangat perlu untuk di catat ulang sehingga kesalahan persepsi soal kisah diskusi Kongzi (Confucius dan Xiang Tuo). Sebagian kaum anti Khonghucu seringkali menjadikan kisah ini untuk mendeskriditkan Confucius dalam berbagai kesempatan. Bagi saya tulisan ini bisa menjadi salah satu pandangan yang lebih objektif.
Tongshu dan Zhongyong
Tongshu atau kadang disebut Tongsheng adalah Almanak Tiongkok yang diterbitkan tiap tahun berisikan penanggalan Nongli, tentang hari baik atau buruk, arah baikatau buruk, ramalan tanggal lahir, tafsir mimpi, kamus bahasa dan lain-lain.
Salah satu yang selalu ada adalah 4 halaman tentang nama-nama dan gelar dari ke 72 murid Kongzi (Confucius) serta cerita anekdot tentang Kongzi yang ‘kalah bicara’ dan harus ‘belajar’ dari anak kecil.
Sebenarnya banyak sekali cerita anekdot yang mengkaitkan dengan nama besar Kongzi. Walaupun banyak pihak yang mengklaim lebih hebat dari Kongzi misalnya para kaisar yang berkuasa, atau pendeta yang mengaku lebih sakti atau pelajar yang mengaku lebih pandai, tapi sejarah membuktikan bahwa Kongzi adalah satu-satunya Manusia terhebat dalam sejarah Tiongkok yang tak tergantikan.
Dalam artikel ‘Rumah Sekolah Yang Saya Impikan’, Kwee Tek Hoay pernah menyinggung perihal mengapa matahari di waktu pagi dan sore nampak lebih besar daripada saat waktu siang hari, dan mengapa matahari siang hari justru lebih panas daripada di waktu pagi dan sore.
Sebenarnya masalah ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, para cendekiawan jaman dulu yang tidak bisa memecahkan masalah ini lalu menciptakan cerita anekdot bahwa dan bahkan Kongzi juga tidak akan bisa menjawab jika ditanya masalah ini.
Masih banyak lagi anekdot yang sepertinya mengolok-olok nama besar Kongzi dimana diceritakan Kongzi kebingungan karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari seorang anak kecil. Akan tetapi biar bagaimanapun terbukti bahwa orang yang terpandai (yang menciptakan kisah anekdot ini) sejak jaman dahulu merasa perlu untuk ‘mendompleng’ nama besar Kongzi guna untuk menutupi ketidakmampuan mereka.
Setidaknya cerita anekdot yang mendiskreditkan Kongzi ini membuktikan kebenaran sabda beliau dalam kitab Zhongyong bab VI yang berbunyi : “Banyak orang berkata ‘aku pandai’, tetapi jika (orang itu) dihalau ke dalam jaring, pikatan atau perangkap, mereka ternyata tidak dapat mengetahui bagaimana caranya untuk membebaskan diri……”
Nama besar Kongzi tidak selamanya disalahgunakan para pendompleng, tapi juga disalahgunakan oleh para pengagumnya. Selain cerita anekdot yang ‘mempertanyakan kebijaksanaan’ Kongzi, ada juga cerita anekdot yang justru ‘terlalu menyanjung dan melebih-lebihkan’ sehingga sesungguhnya justru merancukan tentang ajaran beliau.
Setelah agama Khonghucu ditetapkan sebagai agama negara sejak jaman dinasti Han (206 SM – 220 M), bermuncullan kisah-kisah fantastik tentang Kongzi. Muncul pelbagai anekdot yang menceritakan tentang ‘kesaktian’ atau ‘mukjijat’ dari Kongzi hingga akhirnya beliau dianggap sebagai manusiasetengah illahi, putra malaikat bintang utara dan sebagainya.
Untungnya dalam tradisi ajaran Khonghucu (Confucianism) mempunyai semacam otokritik sehingga cerita anekdot yang fantastik dan penuh takhayul ini bisa disisihkan oleh para penganutnya sendiri sehingga sampai sekarang kita bisa menemukan tradisi Khonghucu yang bebas dari takhayul.
Kembali lagi ke cerita anekdot dalam buku Tongshu, terjemahan lengkap dibawah ini sengaja saya sampaikan utuh sebelum saya membahas hubungannya dengan kitab Zhongyong.
小兒論
孔子名丘﹐字仲尼。設教於魯國之西。一日率諸弟子﹐御車出游。路逢數兒嬉戲中有一兒不戲。
孔子乃駐車問曰:獨汝不戲何也。
小兒答曰:凡戲無益﹐衣破難縫﹐上辱父母﹐下及們中必有鬥爭。勞而無功﹐豈為好事﹐故乃不戲。遂低頭以瓦片作城。
孔子責之曰:何不避車乎。
小兒答曰:自古及今﹐為當車避于城﹐不當城避於車。
孔子乃勒車論道。下車而問焉﹕汝年尚幼﹐何多詐乎。
小兒答曰﹕人生三歲分別父母﹐兔生三日走地畎畝﹐魚生三日游於江湖。天生自然豈謂詐乎。
孔子曰:汝居何鄉何裏何姓何名何字。
小兒答曰:吾居敞鄉賤地﹐姓項名橐未有字也。
孔子曰:吾欲共汝同游﹐汝意下如何。
小兒答曰﹕家有嚴父須當事之。家有慈母須當養之。家有賢兄須當順之。家有弱弟須當教之。家有明師須當學之。何暇同游也。
孔子曰:吾車中有三十二棋子。與汝奕博﹐汝意下如何。
小兒答曰﹕天子好博四海不理﹐諸侯好博有妨政紀﹐士儒好博學問廢弛﹐小人好博輸卻家計﹐奴婢好博必受鞭撲﹐農夫好博﹐耕種失時﹐是故不博也。
孔子曰﹕吾欲與汝平卻天下﹐汝意如何。
小兒答曰﹕天下不可平也或有高山﹐或有江湖﹐或有王侯﹐或有奴婢。平卻高山﹐鳥獸無依﹐塡卻江湖﹐魚鱉無歸。除卻王侯﹐民多是非。絕卻奴婢﹐君子使誰。天下蕩蕩豈可平乎。
孔子曰﹕汝知天下。何火無煙﹐何水無魚﹐何山無石﹐何樹無枝﹐何人無婦﹐何女無夫﹐何牛無犢﹐何馬無駒﹐何雄無雌﹐ 何雌無雄。何為君子﹐何為小人﹐何為不足﹐何為有餘。何城無市﹐何人無字。
小兒答曰﹕螢火無煙﹐井水無魚﹐土山無石﹐枯樹無枝﹐仙人無婦﹐玉女無夫。土牛無犢﹐木馬無駒﹐孤雄無雌﹐孤雌無雄。賢為君子﹐愚為小人﹐冬日不足﹐夏日有餘。皇城無市。小人無字。
孔子問曰﹕汝知天地之綱紀﹐陰陽之終始﹐何為左何為右﹐何為表何為裡﹐何為父何為母﹐何為夫何為婦。風從何來﹐雨從何至﹐雲從何出﹐霧從何起。天地相去幾千萬里。
小兒答曰:九九還歸八十一是天地之鋼紀。八九七十二是陰陽之終始。天為父地為母﹐日為夫月為婦。東為左西為右。外為表內為里。風從蒼梧﹐雨從郊市﹐雲從山出﹐霧從地起。天地相去。有千千萬萬餘里。東西南北皆有寄耳。
孔子問曰:汝言父母是親夫婦是親。
小兒答曰:父母是親﹐夫婦不親。
孔子曰:夫婦生則同衾﹐死則同穴﹐何得不親。
小兒答曰:人生無婦﹐如車無輪。無輪再造﹐必得其新。婦死更索又得其新。賢家之女必配貴夫。十間之室須得棟樑。三窗六牗不如一戶之光衆星朗朗。不如孤月獨明。父母之恩奚可失也。
孔子嘆曰:賢哉賢哉。
小兒問孔子曰:適來問橐。橐一一答之。橐今欲求教夫子一言。明以誨橐。幸請勿弃小兒曰。鵝鴨何以能浮。鴻雁何以能嗚。松柏何以冬青。
孔子答曰:鵝鴨能浮皆因足方。鴻雁能嗚皆因頸長。松柏冬青皆因心堅。
小兒答曰:不然。魚鱉能浮豈皆足方。蝦蟆能嗚豈因頸長。緣竹冬青豈因心堅。
小兒又問曰:天上零零有幾星。
孔子答曰:適來問地何必談天。
小兒曰:地下碌碌有幾屋。
孔子曰:且論眼前之事。何必談天說地。
小兒曰:若論眼前之事。眉毛中有幾枝。孔子笑而不答。顧謂諸弟子曰:後生可畏焉能求者之不如今也。於是登車而去。
Kongzi bernama kecil Qiu dan nama aliasnya adalah Zhongni. Beliau membuka sekolah di sebelah barat ibukota negeri Lu. Suatu hari ketika sedang bertamasya naik kereta (mirip pedati karena terbuka seperti kereta perang jaman itu), beliau bertemu dengan beberapa anak kecil yang sedang berkumpul bermain di jalanan. Tapi diantara kerumunan anak-anak itu ada seorang anak kecil yang tidak ikut bermain. Kongzu menghentikan keretanya dan bertanya, “Mengapa engkau tidak ikut bermain (bersama teman-temanmu) ?”
Anak kecil itu menyahut, “Setiap kali kita bermain selalu berakhir kurang baik. Baju menjadi rusak dan sulit untuk dijahit kembali. Selain menimbulkan celaan bagi ayah dan ibu, juga hanya akan menimbulkan pertengkaran. Bermain hanya melelahkan tapi tidak berguna dan tidak dihitung perbuatan baik, karena itulah aku tidak ikut bermain. Masih lebih baik mengumpulkan batu-batu kecil lalu menyusunnya menjadi sebuah benteng.”
Kongzi berkata lagi, “Jika tahu tentang hal berguna, mengapa membangun benteng di tengah jalan dan tidak menyingkir dari kereta yang akan melewati jalanan itu ?”
Anak kecil itu menjawab, “Sejak jaman dahulu sampai sekarang, mana ada benteng yang dipindah hanya untuk kereta lewat? Keretalah yang harus menyingkir daripada menerjang benteng!”.
Tertarik dengan jawaban anak itu, Kongzi turun dari keretanya dan bertanya lebih jauh kepada anak kecil itu, “Engkau masih begini muda, mengapa bisa begitu cerdik?”
Anak kecil itu menyahut, “Setelah berusia 3 tahun, seorang anak akan belajar mandiri dari orangtuanya. Kelinci setelah berusia 3 hari, mereka sudah berjalan-jalan menyusuri ladang. Ikan jika sudah berusia 3 hari, akan berenang menuju perairan yang lebih luas. Ini semua berjalan secara alamiah, mengapa menyebut saya cerdik ?”
Kongzi semakin tertarik, “Engkau tinggal dimana? Siapa namamu?”
Anak kecil itu menjawab, “Aku tinggal di sebuah desa terpencil, margaku Xiang dan nama kecilku Tuo項橐. Aku belum punya nama alias.” Kongzi berkata, “Aku ingin mengajakmu bertamasya, maukah engkau ikut denganku ?”
Xiang Tuo menjawab, “Di rumahku ada seorang ayah yang terhormat dimana saya harus melayaninya. Di rumahku ada seorang ibu penuh kasih dimana saya harus merawatnya. Di rumahku ada seorang kakak yang bijaksana dimana saya harus menuruti nasehatnya. Dirumahku juga ada seorang adik yang lemah dimana aku harus selalu membimbingnya. Dirumahku ada juga seorang guru yang pandai dimana aku harus banyak belajar darinya. Jadi bagaimana aku bisa punya waktu untuk bertamasya dengan anda ?”
Kongzii berkata, “Di keretaku ada 32 biji catur. Apakah kita harus bertaruh untuk menentukan apakah engkau ikut denganku atau tidak?”
Xiang Tuo menyahut, “Jika kaisar suka bertaruh, rakyat tidak akan mempunyai aturan yang jelas. Jika rajamuda dan pembesar suka bertaruh, administrasi pemerintahan akan menjadi kacau. Jika seorang terpelajar suka bertaruh, pengetahuannya tidak akan berguna. Jika orang biasa suka bertaruh, dia hanya akan menimbulkan kekisruhan rumah tangganya. Seorang bangsawan suka bertaruh, dia hanya akan menyebabkan kekayaan habis tak bersisa. Jika seorang pelayan suka bertaruh, dia hanya akan menerima hukuman cambuk. Jika seorang petani suka bertaruh, pertaniannya akan jadi terbengkalai. Itulah sebabnya aku tidak mau bertaruh dengan anda.”
Kongzii berkata pula, “Jika demikian, saya ingin membicarakan perihal mendamaikan dunia (ping tianxia 平天下= secara harafiah berarti membuat datar seluruh bawah langit). Apakah engkau bersedia?”
Xiang Tuo berkata pula, “Anda tidak akan bisa meratakan seluruh dunia karena bumi ini mempunyai gunung yang tinggi, danau dan sungai yang dalam. Juga ada kaisar dan menteri, juga ada bangsawan dan rakyat jelata. Jika gunung tinggi diratakan, burung dan hewan liar tidak punya habitat untuk hidup. Jika sungai dan danau diratakan, ikan dan kura-kura tidak punya tempat untuk pulang. Jika kedudukan kaisar dan menteri disamaratakan, rakyat tidak akan tahu apa yang benar dan salah. Jika kedudukan bangsawan dan rakyat jelata disamaratakan, bagaimana bisa mengetahui seseorang bersikap Junzi 君子 (Susilawan) atau tidak? Keadaan dibawah langit memang beraneka ragam, bagaimana bisa diratakan begitu saja?”
Kongzi tersenyum dan berkata, “Engkau tampaknya mengetahui segala sesuatu di dunia ini. Api apakah yang tidak berasap? Air apa yang tidak ada ikannya? Gunung apa yang tidak ada batunya? Pohon apa yang tidak ada dahannya? Orang apa yang yang tidak punya istri? Perempuan apa yang tidak punya suami? Sapi apa yang tidak punya tanduk? Kuda apa yang tidak punya tali kekang? Lelaki apa yang tidak punya pasangan, wanita apa yang tidak punya pasangan? Mengapa dinamakan Junzi 君子(Susilawan), mengapa dinamakan xiaoren 小人 (orang rendah budi)? Apa yang disebut tidak cukup, apa yang disebut ada kelebihan? Kota apa yang tidak ada pasarnya? Dan orang apa yang tidak punya nama alias?”
Xiang Tuo menjawab, “Ulat kelip螢火 tidak mempunyai asap, sumur tidak ada ikannya, gunungan tanah 土山tidak ada batunya, pohon yang sudah mati 枯樹tidak akan mengeluarkan dahan. Seorang dewa 仙人tidak mempunyai istri, seorang perawan 玉女tidak mempunyai suami. Sapi tanah 土牛 tidak mempunyai tanduk (Sapi tanah adalah gumpalan tanah liat yang digunakan untuk menahan tanggul), Kuda kayu 木馬tidak mempunyai tali kekang. Lelaki bujangan孤雄 tidak punya istri, perawan tua 孤雌tidak punya suami.
Hari-hari di musim dingin kurang dari cukup 冬日不足, hari-hari di musim panas lebih dari cukup夏日有餘 . Kotaraja 皇城 (istana) tidak mempunyai pasar dan anak kecil (orang yang belum dewasa) belum mempunyai nama alias.”
Kongzi bertanya lagi, “Tahukah engkau tentang kejadian dunia, awal dan akhir dari Yinyang陰陽, mengapa disebut kiri-kanan, mengapa disebut luar-dalam, mengapa disebut ayah-ibu, mengapa disebut suami-istri. Darimana datangnya angin, hujan, awan dan kabut? Berapa jarak antara langit dan bumi?”
Xiang Tuo menyahut, “9×9=81 adalah kejadian dunia. 8X9=72 adalah awal dan akhir dari Yinyang陰陽. Langit adalah ayah dan bumi adalah ibu. Matahari adalah suami dan bulan adalah istri. Timur disebut kiri dan Barat disebut kanan. Wai (out) disebut luar dan nei (in) disebut dalam外為表內為里 . Angin datang dari hutan, hujan dari padang rumput, awan dari gunung dan kabut dari bumi. Jarak antara langit dan bumi beribu-ribu li jauhnya. Timur, Barat, Selatan dan utara menempati tempatnya masing-masing.”
Kongzi bertanya, “Engkau mengatakan ayah bunda adalah dekat, suami istri juga dekat.”
Xiang Tuo menyahut, “Ayah bunda adalah dekat, tapi suami istri tidak dekat.”
Kong Zi berkata, “Suami istri hidup serumah, mati juga dikubur seliang lahat, bagaimana bisa dibilang tidak dekat ?”
Xiang Tuo menyahut, “Manusia saat dilahirkan tidak punya pasangan, seperti kereta tanpa roda. Tidak ada roda barulah diciptakan roda, jadi sesuatu yang baru ditambahkan. Istri meninggal dunia lebih dulu masih bisa mencari istri yang baru. Putri dari keluarga yang bijaksana pasti mendampingi suami yang mulia. Jika keadaan ini terjadi, ibarat rumah mempunyai tiang penyangga yang kokoh. Ini seperti malam yang disinari bulan dan ribuan bintang yang gemerlap, tidak seperti malam yang hanya disinari bulan saja. Sedangkan budi dari ayah bunda selamanya tidak akan pernah hilang.”
Kongzi menghela nafas dan memuji, “Sungguh bijaksana! Sungguh bijaksana!”
Setelah Kongzi menanyai beberapa pertanyaan, giliran Xiang Tuo yang mengajukan pertanyaan. {1} Mengapa Bebek 鵝鴨 bisa berenang di air? Mengapa Burung Bangau 鴻雁 mempunyai suara yang nyaring? {3} Mengapa Pohon Songbo (Siong-pek) 松柏 bisa tahan hidup di musim dingin ?
Kongzi menjawab, “Bebek bisa berenang di air karena memiliki bulu yang kedap terhadap air sehingga bebek tidak tenggelam di air. Burung bangau mempunyai leher yang panjang sehingga pita suaranya bisa menghasilkan suara yang nyaring. Sedang pohon Songbo berbatang besar sehingga selama musim dingin, ia masih punya persediaan makanan.”
Anak kecil itu kembali menukas dengan ketus, “Tidak mesti begitu! Kura-kura 魚鱉 tidak mempunyai bulu, tapi iapun bisa berenang di air. Katak蝦蟆 tidak mempunyai leher tapi suaranyapun nyaring. Sedang pohon bambu緣竹 yang berbatang kecil juga bisa hidup di musim dingin.”
Xiang Tuo kembali bertanya, “Diatas langit ada berapa bintang?”
Kongzi menjawab, “Belum paham masalah di bumi, mengapa membicarakan masalah di langit ?”
Xiang Tuo bertanya, “Di bumi ada berapa banyak rumah?”
Kongzi menjawab, “Ada masalah didepan mata, mengapa membicarakan perihal langit dan bumi?”
Xiang Tuo terus bertanya, “Omong-omong masalah di depan mata, berapa banyak sebenarnya bulu matamu ?”
Kongzi tertawa tapi tidak bisa menjawab. Akhirnya bersama muridnya, Kongzi pergi meninggalkan Xiang Tuo.
Kaitan dengan kitab Zhong Yong 中庸 (Tengah Sempurna)
Dalam cerita-cerita anekdot, biasanya hanya nama Kongzi atau tokoh terkenal (seperti murid Kongzi atau tokoh aliran lain) yang disebut, sedangkan nama anak-anak atau lawan bicaranya biasanya tidak disebutkan. Nah, cerita dalam Tongshu ini malah secara jelas menyebut nama anak ‘jago ngeyel’ ini yakni Xiang Tuo (Hang Tok) {Ada yang menerjemahkan sebagai Xiang Wei}. Siapakah Xiang Tuo ini? Apakah dia tokoh nyata atau sekedar fiksi?
Pada tahun 481 SM, murid Kongzi yang terpandai yakni Yan Yuan 顏淵 alias Yan Hui 顏回 meninggal dunia dalam usia masih muda, 32 tahun. Dalam beberapa ayat tampak jelas bagaimana kesedihan Kongzi ditinggal oleh Yan Yuan ini. Mengapa beliau begitu sedih? Coba bayangkan murid Kongzi yang paling pandai bicara yakni Zi Gong 子貢 yang sanggup memundurkan invasi negeri Qi terhadap negeri Lu dengan hanya mengandalkan keluwesan lidahnya mengakui bahwa jika diberi satu ajaran, dia paling hanya bisa mengembangkan menjadi satu lagi sedangkan Yan Yuan bisa mengembangkan sampai sepuluh! Bagaimana seorang guru seperti Kongzi tidak bersedih kehilangan seorang murid yang begitu brilian?
Sepeninggalan Yan Yuan, Zi Lu 子路 juga ikut meninggal dunia di negeri Wei. Maka Nabi Kongzi mulai mencari siapa calon penerusnya untuk menyebarkan Kebajikan. Pilihannya jatuh kepada Zeng Can曾參, muridnya yang paling Berbakti tapi diakuinya sedikit lamban. Konon untuk menghindari kejadian serupa dimana calon penerusnya bisa-bisa meninggal dunia mendahului dirinya, maka Kongzi ‘tidak menempatkan telur dalam satu keranjang’ melainkan memilih beberapa murid untuk mewarisi ajarannya sesuai dengan bakat murid itu masing-masing. Karena itulah kelak kita mengenal Zi Xia 子夏 sebagai ‘salah satu’ penerus yang menguasai kitab-kitab melebihi murid yang lain.
Kongzi yang objektif jika tidak mau disebut bijaksana jelas tidak mengkader putranya sendiri. Tapi kebetulan cucu beliau, Kong Ji 孔伋 alias Zi Si 子思 yang mengajukan diri untuk banyak belajar kepada kakeknya. Karena Zi Si pada masa itu masih sangat belia kanak-kanak, maka Kongzi mengaturnya agar Zi Si banyak belajar pada Zeng Can.
Nah saat seperti inilah, tokoh Xiang Tuo ini tiba-tiba muncul dalam kehidupan akhir Nabi Kongzi. Seperti cerita dalam Tongshu itu, Xiang Tuo benar-benar ‘berdebat, ngeyel’ dan bahkan ‘mengalahkan’ Kongzi dalam berkata-kata. Jika para pembaca Tongshu dan juga cerita anekdot yang lain cukup puas dengan kesimpulan : “Bahkan seorang bijaksana seperti Kongzu masih mau belajar dan bertanya kepada anak kecil”, maka para pengikut Khonghucu punya kesimpulan berbeda.
Tidak seperti cerita di Tongshu dimana Kongzi meninggalkan Xiang Tuo begitu saja setelah kalah bicara, Kongzi yang kagum dengan kecerdasan Xiang Tuo malah mendatangi rumah orangtua Xiang Tuo dan meminta ijin agar Xiang Tuo diperbolehkan untuk mengikuti dan menjadi muridnya.
Selanjutnya Xiang Tuo yang masih kanak-kanak ini dijadikan ‘teman belajar’ sekaligus ‘teman berdebat’ bagi Zi Si. Jika kakeknya saja bisa dikalahkan dalam debat, apalagi cucu yang masih bau kencur ini. Setiap kali Zi Si diberi satu ayat untuk dipelajari, sudah pasti Xiang Tuo akan mendebatnya. Apakah pentingnya menjadi seorang Junzi?
Bagaimana Cinta Kasih bisa diterapkan untuk menentramkan dunia dan seterusnya dan seterusnya. Bisa dikatakan tidak pernah satu kalipun Zi Si bisa mengalahkan Xiang Tuo dalam berdebat kusir ini.
Hingga akhirnya pada suatu hari Xiang Tuo bertanya pula kepada Zi Si. “Hari ini kakekmu memanggilmu secara pribadi, apalagi yang hendak diajarkan olehnya kepadamu?”
Zi Si dengan jujur menjawab, “Beliau bersabda : ‘天命之謂性,率性之謂道,修道之謂教 (Tiān mìng zhī wèi xìng, shuài xìng zhī wèi dào, xiū dào zhī wèi jiào)’. Bagaimana menurutmu?”
Kali ini Xiang Tuo terdiam cukup lama tapi matanya berbinar cerah. Hal ini membuat Zi Si menjadi heran dan bertanya, “Mengapa kali ini engkau malah diam dan tidak mendebat pernyataan ini ?”
Xiang Tuo menjawab, “Apalagi yang harus dibantah ? Memang inilah yang selama ini kutunggu-tunggu. Harus kuakui bahwa tidak ada yang bisa kubantah atas ajaran ini. Marilah kita rayakan kemenanganmu hari ini.”
Kedua sahabat ini lalu merayakan peristiwa yang amat jarang dimana si ‘jago ngeyel’ mau mengakui kekalahannya. Dan yang lebih mengherankan, keesokan harinya Xiang Tuo menghembuskan nafasnya yang penghabisan dengan damai dan bahagia.
Ayat diatas ‘天命之謂性,率性之謂道,修道之謂教 (Tiān mìng zhī wèi xìng, shuài xìng zhī wèi dào, xiū dào zhī wèi jiào)’ kemudian dijabarkan oleh Zi Si menjadi sebuah kitab Zhong Yong (Tengah Sempurna) yang pada masa awalnya merupakan salah satu bab dalam kitab Li Ji. Pada masa dinasti Song, Zhu Xi 朱熹 menganggap bab ini sangat penting karena merupakan dasar keimanan umat agama Khonghucu sehingga dikeluarkan dari kitab Li Ji dan menjadi sebuah kitab tersendiri yakni kitab Zhong Yong.
Demikianlah kaitan antara cerita anekdot dalam Tongshu dan kitab Zhong Yong. Saya sengaja tidak menerjemahkan ayat utama kitab Zhong Yong itu karena semua penganut agama Khonghucu pasti tahu dan mengenalinya.
Yang berjodoh dengan ayat ini pasti akan berusaha mencari tahu artinya dan semoga bisa mengambil intisarinya yang tiada akan pernah habis selama hidupnya……..Shanzai
Sugiaman Gonassis