Oleh : Kris Tan
“Kongres KNPI XV Bogor, Kesombongan hati mengundang rugi, kerendahan hati membawa berkah”
Kongres KNPI XV 18-22 Desember di The Forest Hotel Bogor begitu menarik, penulis kebetulan sebagai pelaku dan peserta kongres yang merepresentasikan Generasi Muda Khonghucu Indonesia (GEMAKU).
Ada tiga Kandidat yang maju dalam kompetisi tersebut yaitu Haris Pertama sebagai sosok egaliter yang mengusung kekuatan pembaharuan untuk mewujudkan KNPI yang lebih bersatu beragam dan visioner, lalu ada bung Jackson Kumaat sebagai representasi kekuatan DPD dan wakil dari Timur Indonesia dan yang terkakhir adalah Noer Fajriensyah sebagai representasi kekuatan lama yang didukung oleh sebagian besar para “Don” yang menghuni komposisi kepengurusan sebelumnya yaitu kebanyakan dari kabinet Rifai Darus.
Yang menarik bagi penulis ditengah berbagai strategi politik dan intrik oleh sebagian besar panitia SC dan OC yang sangat kentara condong ke kandidat Fajriensyah, tim Haris Pertama tetap tenang melakukan stategy Humanity dan sentuhan dari Hati ke Hati.
Di pimpin bung Mustahudin yang “cool” dan kalem sebagai Master of Campaign dan di dukung full oleh Bung Syarif yang cerdas dan simpatik dalam meyakini para pemilik hak suara.
Yang menjadi fenomena dahsyat adalah ini bukan soal uang siapa lebih besar di “sawer” tapi ini soal bagaimana meyakinkan para “voters” melalui seni komunikasi tingkat tinggi dari hati ke hati.
Bagi penulis kemenangan Haris adalah kemenangan besar bagi para pengusung keyakinan “Kesombongan mengudang rugi dan kerendahan hati membawa berkah”. Kemenangan Haris Pertama juga merupakan kemenangan apa yang oleh Sun Tzu pada strategi “Kenalilah lawanmu maka dengan demikian engkau akan memenangi seribu pertempuran.”
Jadi Haris sebagai kawan saran dan masukanku kepadamu adalah, Jangan Ragu Jangan Bimbang jika kebenaran yang menjadi patokanmu maka langit dan bumi akan mendukungmu.
Selisih suara yang hanya dua dari 84 vs 82 suara adalah membuktikan bahwa tangan-tangan kebaikan dan tangan-tangan yang ingin perubahan lebih baik lebih berpihak kepadamu kawan.
Jadikan momentum kemenanganmu menjadi pembaharuan bagi pemuda Indonesia. Tetaplah egaliter, tetaplah manusiawi dan selalu rendah hati.
Penulis jadi ingat dengan kata-kata Pram
“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.”
So, Haris Pertama lawan itu bandit-bandit kebusukan dan kemunafikan yang menggerogoti mental para pemuda Indonesia.
Sekali lagi selamat berjuang kawan. Sahabatmu ini selalu mendoakanmu. Shanzai
Wassalam
Kris Tan
(Ketua Presidium Generasi Muda Khonghucu Indonesia)
Bogor, 23 Desember 2018