Menu
Kris Tan
  • About
  • Contact
Kris Tan

KAICIID, Antar Agama

Posted on 12 June 201912 June 2019 by Kris Tan
Spread the love

Oleh : Kris Tan

Indonesian KAICIID Fellows

Pagi ini saya terbang menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Sebagai KAICIID Fellows saya wajib menghadirinya. Karena ada ‘Assessing KAICIID’s Programmes’ disana. KAICIID adalah singkatan dari King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue, KAICIID merupakan lembaga yang fokus pada pelatihan agen-agen ‘interreligious’ dan ‘intercultural’ dialog. Dimotori oleh pemerintah Arab Saudi, Austria, Spanyol dan Vatikan.

Saya lulusan KAICIID Fellowship 2016-2017. Berbeda angkatan satu tahun dengan mbak Alissa Wahid yang komandan Gusdurian itu. Cuma ketika di inagurasi di Viena, Austria akhir 2016 lalu kami berbarengan berjumpa disana. Awalnya saya satu-satunya agen yang berlatarbelakang Khonghucu sampai 2019 baru ada tambahan baru yang Khonghucu yaitu Ws. Mulyadi yang saya rekomendasikan untuk mendaftar pada program ‘fellowship’ 2019.

Bersama Alissa Wahid

Pengalaman ketika menjadi ‘agen’ KAICIID sangat menarik pertama kami diberikan pelatihan selama 3 minggu di Davao City, Philipina. Kami para ‘fellowship’ diberikan kursus tentang bagaimana melakukan tehnik-tehnik keren dan memukau untuk bagaimana menjadi agen perdamaian yang berbasis lintas agama dan lintas budaya. Saat di Philipina sana KAICIID bekerjasama dengan Mindanao Peacebuilding Institute (MPI). Tiga bulan setelah di Mindanao kami melanjutkan pelatihan di Markas Besar KAICIID di Austria selama 10 hari. Sisanya pelatihan kami yang selama setahun dilakukan dengan konfrensi jarak jauh tiap beberapa waktu dengan para ahli dialog antar agama dan perdamaian.

Mindanao Peacebuilding Institute, Kris Tan duduk didepan kedua dari kiri

Dialog antar agama dan berkeyakinan  menjadi sangat penting sekali untuk mewujudkan perdamaian. streotyping, prejudice, prasangka negatif antar orang yang berbeda keyakinan dan budaya karena tidak saling mengenal dengan baik satu sama lain, menjadi momok salah satu faktor sulitnya untuk memulai dialog antar agama. Padahal menurut pengalaman saya jika hal ini bisa dilakukan dengan cara yang saling terbuka dan sikap positif maka kesenjangan SARA akan sangat bisa direduksi dengan baik. Kita saling curiga dan berpikir negatif kepada pihak lain ialah karena memang kita tidak saling mengenal dengan baik satu sama lain.

Soekarno sangat hebat ketika merumuskan lambang Garuda Pancasila dimana kaki burung Garuda mencengkram dengan kuat kalimat “Bhineka Tunggal Ika”. Sukarno tahu persis jika kaki burung Garuda tidak mencengkram kata berbeda-beda tapi tetap satu, maka sang Garuda akan goyah dan ‘jingjit’ sebelah. Itulah kenapa jika Indonesia mau kuat dan besar. Maka Bhineka Tunggal Ika harus dicengkram  kuat oleh kita semua sesama bangsa Indonesia.

Cengkeraman Kokoh Sang Garuda untuk Bhineka Tunggal Ika (blibli.com)

Saya membayangkan KAICIID Fellowship kedepan akan selalu konsisten dimana setiap tahun para agen KAICIID diseluruh dunia berkumpul untuk memastikan agenda-agenda dialog antar agama dan budaya akan selalu terkawal dengan baik dan berkelanjutan dengan melobatkan seluruh elemen masyarakat di akar rumput. Sebab jujur saja banyak akademisi mengkritisi gerakan dialog antar agama dan budaya hanya menjadi konsumsi elit dan para pemimpin agama saja, sementara masyarakat akar rumput yang memang berkonflik langsung dibawah secara horisontal seringkali tidak tersentuh.

So Kuala Lumpur here i come, mari kita ‘hajar’ itu Nasi Lemak dan Teh Tarik dengan Nikmat.

(Kris Tan)
Terminal 3 Soekarno Hatta, menunggu ‘Garuda’ yang akan terbang membawa saya ke Malaysia pagi ini.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 + thirteen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cari

Kategori

  • Kris Tan
  • Sugiaman Gonassis
  • Video

Random Posts

  • Baiklah, BaiklahBaiklah, Baiklah
    Spread the loveOleh : Kris Tan Saya sangat suka cerita ini, ini kisah soal Guru Zen yang diceritakan kembali oleh …
  • Dr. Frans Tshai dan Chikung 氣功Dr. Frans Tshai dan Chikung 氣功
    Spread the loveOleh : Kris Tan Sore ini, saya diundang kerumah seorang sahabat, guru dan mentor saya. Namanya Dr. Frans …
  • Ulang Tahun, Untuk IbundaUlang Tahun, Untuk Ibunda
    Spread the love23 Februari menurut penanggalan Masehi adalah merupakan hari ulang tahun saya. Menurut penanggalan Imlek (lunisolar) saya lahir pada …
  • Ulang Tahun, Seleberasi untuk IbundaUlang Tahun, Seleberasi untuk Ibunda
    Spread the loveOleh : Kris Tan 11 Juni adalah ulang tahun istri saya. Menurut penanggalan Imlek (lunisolar) ia lahir 12/5/2535 …
  • Mulan dan Patriotisme Untuk IndonesiaMulan dan Patriotisme Untuk Indonesia
    Spread the loveOleh : Kris Tan Hua Mulan adalah seorang prajurit wanita pada jaman dinasti Utara-Selatan di Tiongkok (386-536). Kisahnya …
  • Sejarah Khonghucu di Indonesia, Tiong Hwa Hwee Koan
    Spread the love
  • Zhuge Liang; Surat untuk AnakkuZhuge Liang; Surat untuk Anakku
    Spread the love By Adam Sung   Zhuge Liang (諸葛亮, 181-234 C.E) adalah perdana menteri negara bagian Shu (蜀) dalam …
  • Namanya Dr. Marijuana PepsiNamanya Dr. Marijuana Pepsi
    Spread the loveOleh : Kris Tan Ia seorang asal Wisconsin USA. Namanya unik, ia sering di bully. Bahkan beberapa orang …
  • Jokowi dan Khonghucu IndonesiaJokowi dan Khonghucu Indonesia
    Spread the loveOleh : Kris Tan Pagi ini sambil menunggu waktu balik ke Jakarta sore nanti. Saya berkunjung ke Chan …
  • Makin Cogreg, GusdurMakin Cogreg, Gusdur
    Spread the loveOleh : Kris Tan Cogreg, sebuah Desa di Kecamatan Parung sana ada yang menarik. Dimana ada sekumpulan komunitas …

Newsletter Gratis




Arsip

Komentar Terbaru

  • Sat on Bela Indonesia
  • Kris Tan on Makin Cogreg, Gusdur

Follow

Copyright © 2021 Kris Tan. All rights reserved.