Oleh : Kris Tan
Semalam istri saya tiba-tiba katakan begini: “hari ini kan tanggal 3 Go Gwee, Ko!. Saya jawab biasa saja “oooh”. Emang kenapa?. Lalu dia reply, dasar parah, kagak ingat. Ini tuh hari ulang tahun pernikahan kita. Sambil “cemberut” dia responnya lalu menambahkan kalimat, “dasar gak romantis”. Dalam hati saya sambil tertawa berkata, bah “lelaguan” sok kayak orang barat aja. Maksudnya kepengin dirayakan gitu atau candle light dinner?
Kami kaum Khonghucu di Indonesia selalu menggunakan penanggalan Imlek/Anno Confucius (lunisolar) untuk mengingat momentum yang spesial semacam hari ulang tahun, pernikahan, pindah rumah dll. 3 Go Gwee menunjukan bahwa ultah pernikahan kami jatuh pada tanggal 3 bulan 5 penanggalan Imlek. Kemarin genap pernikahab kami 12 tahun yang lalu. Dalam hati hebat juga yah kami sudah sama-sama berjuang selama 12 tahun mengarungi suka dan duka.
Dalam perjalanan kami berdua mengarungi bahtera sering juga kami cek-cok, ribut kecil, tidak pernah ribut besar, kenapa? karena justru dalam rumah tangga kami saya yang sebagai suami yang lebih “bawel”, mungkin karena bawaan lahir ditambah saya bershio Anjing, jadi “menggonggong” terus. Hebatnya istri saya itu kalo saya “menggonggong” dia selalu diam saja dan tidak pernah menimpali. Mungkin karena dia bershio Tikus yang notabene adalah “kapten” atau pemimpin yang bijaksana dari semua astronomi Tionghoa. Itulah kenapa di dalam rumah tangga kami jarang sekali kami berkelahi sampai diam-diaman tidak saling tegur dan lainnya. Dalam hal ini saya harus akui kepada Langit dan Bumi bahwa istri saya adalah anugerah terbaik dari mereka.
Buat saya momentum ulang tahun pernikahan atau yang bahasa Inggrisnya Wedding Anniversary adalah merupakan momentum berdiri pegal menyalami semua tamu dari pagi sampai sore. Hal ini dikarenakan Papah saya seorang “kiai” kampung Khonghucu, teman-temannya banyak. Sebagai anak pertama dia baru pertama kali menikahkan anak, jadi dia undang semua koleganya sesama “kiai” Khonghucu seluruh Jabotabek. Bayangkan dia sebar 1500 undangan. Menurut buku tamu ada sekitar 1.750 undangan yang memberikan Angpao pada kami.
Bayangkan betapa pegalnya saya sama istri berdiri di pelaminan dari pagi sampai sore menyalami para tanu. Pesta pernikahan kami dilakukan di rumah sendiri. Jadi tidak pakai jadwal, diundangan hanya ditulis sampai selesai. Istri saya bilang kalo di gedung Bale Binarum sama Sekar Mandapa di kota Bogor harganya mahal. Mending uangnya kita simpan untuk bikin rumah, karena kami belum punya rumah jadi habis nikah kami numpang dulu di rumah orang tua. Nasib pasangan muda yang baru mulai berjuang bersama.
Kemarin genap usia pernikahan kami 12 tahun, hari ini kami akan sembahyang syukur didepan rumah sebagai ucapan syukur kami kepada Hao Tian Shang Di dan Para Leluhur serta berterima kasih pada Langit dan Bumi atas berkahnya kepada kami sekeluarga. Semoga keluarga besar kami bisa jadi berkah kebaikan bagi semua. Shanzai
Sekali-kali saya mau buat manifesto untuk istri saya:
Selamat ulang tahun pernikahan “Say” terima kasih sudah selalu mengurus koko dan anak-anak dengan baik.
Walaupun koko tidak pernah mengatakan ” i love you” dan tidak pernah kasih cokelat atau bunga mawar pada saat Valentine itu bukan berarti koko tidak mencintai.
Karena kalo soal romantisme gaya barat buat koko canggung dan tidak nyaman. Soal insiden tidak mau pakai dasi itu semata-mata koko sepakat dengan Mahmud Ahmadinejad, presiden Iran yang sangat sederhana itu.
Dimana kami sama-sama sepakat sampai detik ini kami belum pernah menemukan apa fungsi dari dasi yang seperti tali kekang untuk seekor anjing itu.
Yang pasti sikap koko sama seperti Dominic Torreto kepada Leticia “Letty” Ortiz dalam film Fast n Furious yaitu “Because you can’t tell someone they love you”
Izinkan koko meminjam syair Khalil Gibran : “Bahwa engkaulah satu-satunya wanita yang akan selalu mengantarkanku kepada kesuksesan dan kebahagiaan”
Nanti malam sebagai rasa syukur kita sama Tian Shang Di dan Para Leluhur kamu bikin Mie Goreng saja lengkap dengan Telur Rebus diberi warna merah. Kita makan bersama anak-anak. Ini sama dengan kisah Samkok yang menceritakan ketika Liu Bei (Kakaknya Kwan Kong) menikahi adiknya Sun Quan karena dalam keadaan perang susah makan dan tidak mungkin berpesta mewah maka Zhuge Liang sang penasehat Liu Bei yang bijaksana itu hanya menyediakan Telur Merah untuk dibagikan kepada para tamu.
4 Go Gwee 2570 AC