Menu
Kris Tan
  • About
  • Contact
Kris Tan

Buku dari Orang Kristen

Posted on 25 June 201925 June 2019 by Kris Tan
Spread the love

Oleh : Kris Tan

Kris Tan di UKSW Salatiga, 15 Februari 2017

Pagi ini saya membuka email dari Mbak Maria salah seorang staff admin teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Jogjakarta. Isinya begini: Pagi pak, perkenalkan saya Maria, bolehkan saya meminta no rekening bapak untuk pemberian honorarium untuk penulisan buku ‘Memperluas Horizon Agama dalam Konteks Indonesia’. Mbak Maria juga minta alamat pengiriman karena ia ingin segera mengirimkan bukunya kepada saya.

Dalam hati saya senang sekali, lumayan pagi-pagi dapat rejeki nomplok. Saya coba-coba mengingat kapan saya menulis buku ini. Perasaan sudah lama sekali. Saya coba mengingatnya, ternyata tahun lalu saya pernah dihubungi oleh teman saya Mbak Jeniffer Pelupessy Wowor, ia teman saya waktu di Davao, Mindanao, Philipina sana. Kami kebetulan sama-sama alumni Mindanao Peace Building Institute (MPI). Kami alumni tahun 2016.

Rupanya Mbak Jeniffer yang merupakan dosen di UKDW, Jogjakarta sedang membantu kolega dikampusnya yaitu pak Wahyu Nugroho dan Pak Kees De Jong yang sedang menyusun buku ‘Memperluas Horizon Agama dalam Konteks Indonesia’. Jadilah saya dikontak untuk ikut berkontribusi pada bab Khonghucu.

Buku itu berisikan tulisan dari para akademisi penggiat ilmu agama-agama yang ada di Indonesia. Seperti yang ditulis dicover belakang buku. Sinopsis bukunya seperti ini :

“Buku ini tidak bermaksud untuk menghasilkan sebuah formulasi definisi agama yang baku dan kaku. Sebaliknya, pembaca diajak untuk menemukan berbagai pandangan tentang agama dari perspektif pemeluk “agama resmi” dan agama lokal yang disajikan oleh setiap penulis.

Hal pertama yang patut menjadi perhatian saat membaca buku ini adalah tidak semua penulis memiliki latar belakang intelektual yang sama.

Beberapa di antara mereka memiliki latar belakang akademis yang kuat (baik sebagai dosen maupun sebagai peneliti) dan beberapa penulis lebih hadir sebagai penganut yang menjelaskan apa yang diyakini dalam agama mereka. Mayoritas penulis adalah insider atau pemeluk agama itu sendiri, namun terdapat juga beberapa penulis yang outsider. Meskipun demikian, yang terakhir ini, tidak perlu diragukan karena tulisan yang mereka merupakan hasil dari proses penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Keberagaman latar belakang penulis tersebut sudah pasti memengaruhi gaya penulisan mereka. Kami sengaja memberikan kebebasan kepada mereka untuk menulis dan menuangkan gagasannya menurut gaya masing-masing.

Dengan tetap memberikan perhatian pada bobot akademis dalam setiap tulisan, para pembaca tetap akan menemukan ungkapan-ungkapan khas dari setiap penulis yang seyogyanya dibaca sebagai bahasa ekspresi pemeluk agama saat menjelaskan tentang apa yang mereka yakini. Hal ini justru menjadi nilai lebih dari buku ini”.

Dalam buku ini saya menulis tentang Khonghucu dalam konteks ‘comparative religions’ alias Studi Perbandingan Agama, dimana saya mencoba menjelaskan Khonghucu dari perspektif tradisi ‘Ibrahimic Religions‘ dan saya banyak terinspirasi dari tulisan almarhum ‘suheng’ saya Rifhael Imam Pratomo Tockary.

Saya suka terbalik-balik jika mengingat Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang di Salatiga itu. Saya soalnya pernah di undang menjadi dosen tamu pada 2017 lalu di UKSW Salatiga. Berdiskusi soal ‘Confucianology’ dengan para calon pendeta menjadi pengalaman yang menarik sekali buat saya pada saat itu.

Kris Tan menjadi Dosen Tamu di UKSW Salatiga, 15 Februari 2019

Bagi saya terbitnya buku ini adalah kontribusi besar dari orang-orang Kristen yang berkomitmen memaksimalkan kemanusiaan. Menurut ‘Paman Google’ buku ini terbit pada 10 Februari 2019. Diterbitkan oleh Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia.

Orang-orang Kristen yang berkarya di bidang ‘interfaith‘ menurut saya orang-orang yang begitu memaknai ajaran Cinta Kasih Jesus dengan murni dan konsekuen. Dimata saya mereka para pejuang Cinta Kasih dan Kemanusiaan. Jesus mungkin akan tersenyum melihat karya mereka karena begitu komitmen menyebarkan Kasih yang menjadi landasan fundamental ajaran Jesus.

Saya kenal baik tokoh-tokoh Kristen yang menjadi sahabat baik. Sebut saja mantan Rektor Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, Joas Adiprasetya yang kagumi semenjak saya mahasiswa dan baru saya temui lagi ketika berjumpa di Singapura minggu lalu. Ia saya anggap sebagai ‘suheng’ saya sendiri. Tentunya ada juga Jeniffer Wowor, Wahyu Nugroho dan Kees de Jong yang menghubungi saya untuk menulis buku yang kita bahas ini.

Bersama Pdt. Joas Adiprasetya di ICCS 2019, Swissotel Stamford Rafles, Singapore

Saya akan merekomedasikan buku ini untuk para mahasiswa saya di kampus. Semoga buku ini menjadi buku yang baik untuk kita sesama umat manusia mengenal dengan baik tradisi agama-agama dalam konteks Indonesia. Dengan harapan ‘prejudice‘ dan prasangka buruk karena kurang mengenal satu sama lain dapat direduksi.

Bagi seorang penulis seperti saya, adalah kebahagiaan terbesar jika tulisan kita diterbitkan apalagi ditambah mau dikasih honorarium. Biarpun nilainya tidak seperti honor JK Rowling sang penulis Harry Potter itu.

Mendapat apresiasi adalah momentum terindah bagi orang yang suka menulis. Saya sudah tidak sabar menunggu kiriman buku tersebut ke tangan saya.

Dimata saya buku ini adalah ‘Hadiah Berharga dari orang-orang Kristen’ untuk Kasih dan Kemanusiaan.

Dan tentunya sebentar lagi saya mau ‘mirit’ m-banking saya jika honorarium sudah masuk. Ini seperti ketika waktu kecil dulu kita suka main ‘qiu-qiu’. Betapa indahnya kita tutupi dengan ibu jari, lalu digeser perlahan-lahan sambil terkuak semua itu angka-angka.

Saya mau belikan Ice Cream ke Indomaret di Jalan Cagak sana. Bersama Ailing, Chingling dan Zaoyang.

居安备雅
23/5/2570 Anno Confucius

4 thoughts on “Buku dari Orang Kristen”

  1. Indro Suprobo says:
    25 June 2019 at 19:38

    Wah perlu dicari bukunya, biar bisa ikut sinau…..terima kasih mas Kris Tan

    Reply
    1. Kris Tan says:
      25 June 2019 at 19:46

      Makasih pak Indro. Salam hormat dari saya

      Reply
  2. Widy says:
    26 June 2019 at 07:54

    Gw dapat bagianlah ko. Wakwaw. Hehehe

    Reply
    1. Kris Tan says:
      26 June 2019 at 11:16

      😅

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 + thirteen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Cari

Kategori

  • Kris Tan
  • Sugiaman Gonassis
  • Video

Random Posts

  • Namanya Dr. Marijuana PepsiNamanya Dr. Marijuana Pepsi
    Spread the loveOleh : Kris Tan Ia seorang asal Wisconsin USA. Namanya unik, ia sering di bully. Bahkan beberapa orang …
  • Karen Amstrong, Confucius Raja Tanpa MahkotaKaren Amstrong, Confucius Raja Tanpa Mahkota
    Spread the loveOleh : Kris Tan International Conference on Cohesive Societies disingkat ICCS, saya rupanya satu-satunya ilmuan Khonghucu yang beruntung …
  • Imlek KW 2020 vs Imlek Original 2571Imlek KW 2020 vs Imlek Original 2571
    Spread the love Oleh: Kristan Kemarin 2 Februari 2020, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) merayakan Imlek Nasional yang ke …
  • Buku dari Orang KristenBuku dari Orang Kristen
    Spread the loveOleh : Kris Tan Pagi ini saya membuka email dari Mbak Maria salah seorang staff admin teologi Universitas …
  • Selamat Hari Santri, 22 Oktober 2019Selamat Hari Santri, 22 Oktober 2019
    Spread the love
  • Jokowi dan Khonghucu IndonesiaJokowi dan Khonghucu Indonesia
    Spread the loveOleh : Kris Tan Pagi ini sambil menunggu waktu balik ke Jakarta sore nanti. Saya berkunjung ke Chan …
  • Dr. Frans Tshai dan Chikung 氣功Dr. Frans Tshai dan Chikung 氣功
    Spread the loveOleh : Kris Tan Sore ini, saya diundang kerumah seorang sahabat, guru dan mentor saya. Namanya Dr. Frans …
  • Celebrating 5 year of the KAICIID International Fellows ProgrammeCelebrating 5 year of the KAICIID International Fellows Programme
    Spread the love https://www.kaiciid.org/publications-resources/five-years-kaiciid-fellows-programme
  • Mulan dan Patriotisme Untuk IndonesiaMulan dan Patriotisme Untuk Indonesia
    Spread the loveOleh : Kris Tan Hua Mulan adalah seorang prajurit wanita pada jaman dinasti Utara-Selatan di Tiongkok (386-536). Kisahnya …
  • Makin Cogreg, GusdurMakin Cogreg, Gusdur
    Spread the loveOleh : Kris Tan Cogreg, sebuah Desa di Kecamatan Parung sana ada yang menarik. Dimana ada sekumpulan komunitas …

Newsletter Gratis




Arsip

Komentar Terbaru

  • Sat on Bela Indonesia
  • Kris Tan on Makin Cogreg, Gusdur

Follow

Copyright © 2021 Kris Tan. All rights reserved.